|
Sejak masa sekolah, aku suka memainkan video game, tapi tidak ada lebih menarik bagi aku selain memainkan game balap, entah roda empat maupun roda dua. Saking sukanya dengan genre game ini, walaupun di masa – masa kuliah aku sempat berhenti main game karena uang saku yang kumiliki saat itu lebih difokuskan untuk menikmati hobi apapun yang berbau Jepang dan literatur, namun Ketika setelah bekerja aku kembali memiliki waktu dan uang untuk kembali bermain game (masih dengan platform console, bukan mobile gaming seperti yang disukai anak dan remaja gamer zaman sekarang), aku sudah tidak lagi memainkan genre game selain balap mobil dan motor. Racing game bukan lagi menjadi sekedar hobi, namun juga juga menjadi “penyebab” mengapa aku bisa melanjutkan dan mengembangkan hobi otomotif yang menjadi motivasi pribadiku untuk bisa menjadi seperti sekarang. Aku menyukai beberapa merek mobil keluaran Jepang dan Amerika dengan tipe sporty yang bisa memuaskan naluri petrolhead, hingga bisa memiliki dua unit diantaranya (tanpa perlu kusebutkan merek dan tipenya), dan sampai hari ini masih memimpikan mobil petrolhead – oriented yang lain, dan (diam – diam) menyiapkan kemampuan untuk menambah hobi mengendarai motor sport (meskipun minatku yang satu ini kurang disukai Orangtuaku). Racing game juga yang menjaga hobiku mengikuti acara olahraga bidang motorsport seperti Formula 1, Rally, MotoGP, Superbike, dan Endurance Racing baik di TV analog, streaming TV, maupun Youtube Channel. Aku menjadi merasa berbeda dan unik, sementara laki – laki lain menyukai sepakbola dan selalu mengikuti perkembangan kompetisinya, aku justru menyukai motorsport dengan cara yang sama seperti mereka, hanya di dunia yang berbeda. Dan satu lagi, filosofi yang kuperoleh dari olahraga motorsport : Bahwa hidup itu tidak melulu tentang bagaimana menjadi yang tercepat dalam mencapau tujuan, tetapi proses yang dilalui untuk mencapai “garis finish” dalam jalan hidup kita sendiri sebagai manusia. Hampir semua orang ingin menjadi yang tercepat dalam mencapai tujuan mereka, baik dalam konteks olahraga, kompetisi, profesi, bahkan sekedar “tren,” tapi mayoritas orang lupa bahwa menjadi yang pertama “mencapai finish” bukanlah satu – satunya tujuan dalam hidup : Membawa kendaraan dan diri mereka sendiri melintasi garis finish adalah hal yang lebih utama untuk diselesaikan daripada mencapai finish yang pertama dari yang lain. Menjadi yang Pertama dalam kehidupan adalah sesuatu yang amat baik, tapi lebih baik lagi adalah menyelesaikan segala sesuatu yang telah kita mulai dan tidak berhenti di tengah – tengah kompetisi balap bernama “kehidupan” yang sedang kita jalani saat ini sebagai manusia. Karena hidup adalah suatu kompetisi balap yang harus kita selesaikan, kita sebagai manusia adalah driver untuk “kendaraan” kita sendiri. Be a driver. Jadilah pengemudi untuk kehidupan kita sendiri, bukan hidup kita yang dikemudikan oleh orang lain. Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |