|
Manusia dalam kehidupannya yang membutuhkan sosialisasi dengan manusia itu, tidak hanya sekedar membutuhkan komunikasi langsung dengan kelima panca indra mereka. Manusia membutuhkan rasa percaya (trust) kepada sesamanya untuk menjalankan komunikasi yang baik agar hubungan antara mereka berjalan sesuai dengan kebutuhan dan perasaan mereka masing – masing. Kepercayaan adalah tentang bagaimana menjaga hubungan antara dua atau lebih manusia dalam keadaan yang baik, dan menjauhkan mereka sendiri dari konflik dan permusuhan yang tidak perlu terjadi, meski kadang – kadang konflik diperlukan agar manusia menemukan caranya mendapatkan rasa percaya yang sesungguhnya mereka butuhkan. Kepercayaan itu, bukan sesuatu yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah, dan sekali mendapatkannya manusia belum tentu mampu menjaga kepercayaan dengan sebaik – baiknya. Kepercayaan bagaikan selembar kertas, sekali rusak atau terlipat, maka kertas itu tidak akan pernah kembali ke wujud semula. Sekali seorang manusia membohongi, mengecewakan, atau merugikan manusia lain, konsekuensinya ia tidak akan memperoleh kembali kepercayaan itu atau setidaknya manusia akan menurunkan kadar rasa percaya kepadanya. Dan seperti emas, kepercayaan memang tidak akan kembali seperti semula apabila sudah terlanjur rusak oleh perilaku manusia sendiri, namun kepercayaan apabila dijaga sebaik – baiknya, maka kepercayaan menjadi sesuatu yang lebih berharga daripada emas. Kepercayaan tidak bisa dibeli dengan uang, namun bisa dibeli dengan bagaimana manusia memperlakukan manusia lain. Semakin manusia sungguh – sungguh menjaga kepercayaan yang ia pegang, maka semakin mahal tingginya rasa percaya itu untuk dijaga. Diperlukan kekuatan jiwa, mental, bahkan terkadang fisik untuk menjaga kepercayaan sebaik – baiknya, dan risiko untuk tidak disukai sebagian manusia bisa saja diperoleh oleh seseorang demi menjaga sebuah kepercayaan yang lebih berharga daripada sekedar menjaga hubungan baik dengan manusia – manusia lain yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Ketika manusia dititipkan suatu kepercayaan, maka dia seharusnya menanamkan rasa yakin dan percaya pada dirinya sendiri terlebih dahulu, bahwa ia memang mampu dan harus berusaha untuk menjaga dengan risiko menghadapi serangkaian ujian yang bisa saja terjadi padanya. Jika manusia tidak bersikap seperti itu pada kepercayaan, mungkin sesungguhnya ia sedang berjalan menuju kehancuran dirinya sendiri. Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |