|
Hidup itu.... bukan hanya tentang perjuangan, tapi juga tentang pilihan. Ibaratkan sebuah permainan, hidup adalah sebuah permainan yang kita jalani dengan memilih setiap opsi yang muncul untuk melangkah ke babak selanjutnya, dengan berbagai konsekuensi yang berbeda - beda pula. Pada saat ini, kesetiaanku terhadap sesuatu yang membuatku nyaman selama bertahun - tahun, benar - benar sedang diuji. Pasalnya, sesuatu yang sebelumnya kuanggap sebagai zona nyaman yang tidak perlu diubah - ubah lagi, kini membuatku bukan hanya menjadi tidak nyaman, namun juga mempertanyakan seperti apa masa depanku jika aku terus bertahan di pilihan ini sementara sesuatu yang kumaksud itu tidak memberiku kesempatan untuk berubah dan berkembang ke tahap yang lebih maju, dan ada pihak - pihak yang memberiku pilihan lain dimana mungkin saja doa dan harapanku akan terjawab di sana bila aku mencoba berpindah pilihan. Kamu bertanya padaku, sesungguhnya apa atau siapa yang kumaksud dengan "sesuatu" disini? Maaf saja, untuk saat ini aku tidak bisa menjelaskannya lebih rinci karena ini belum menjadi sesuatu yang kuputuskan, dan jika aku mengatakannya sekarang mungkin saja bisa menjadi doa yang mengantarku kepada pilihan yang salah. Ingat, doa adalah ucapan. Dan aku tidak akan sembarangan berkata apalagi jika perkataanku mengandung keinginan dan janji. Hari ini, aku masih memegang kesetiaan dan kepercayaan terhadap apa yang sudah kumiliki, apa yang hampir sepuluh tahun lalu aku perjuangkan. Tidak, tidak akan mudah untuk mempertahankannya, namun aku harus tetap mencobanya sambil mencari peluang untuk berkembang lebih jauh di dalam ruangan sesuatu ini, sambil tetap mencoba menarik pilihan yang lain di tanganku yang satunya. Mana yang akan menjadi takdirku selanjutnya untuk berkembang lebih jauh dari sekarang, aku masih menanti jawaban dari - Mu, kepada Tuhan yang ku- Percaya. Categories
0 Comments
SATU TUJUAN. Itulah prinsip yang selalu aku pegang ketika aku sedang menjalankan misi atau impian pribadi - ku. Tidak boleh ada keraguan yang terus berlarut - larut mengganggu perjalananku mencapai misi atau impian, meskipun ada banyak ganjalan, ujian dan tantangan yang menyertai perjalanannya. Tapi mimpi tetaplah mimpi, dan pekerjaan tetaplah pekerjaan, adalah sesuatu yang harus diselesaikan sampai tuntas, namun terkadang orang di sekitar kita tidak memberikan pilihan selain mencari jalan alternatif untuk mencapai satu tujuan itu. Setia pada satu tujuan bukan berarti terpaku hanya pada satu cara atau jalan untuk mencapainya. Ketika orang yang pada awalnya kita anggap paling aku percaya untuk mendukung impian kita ternyata justru tidak lagi mendukungku, dan sisanya tidak sepenuhnya mendukung perjuangan, maka aku pun tidak akan menutup mata untuk menuju jalan yang lain. Aku memang tidak secepat mereka dalam bekerja, tetapi ada satu hal yang kupegang teguh ketika melakukan suatu pekerjaan, yaitu : Memenuhi Komitmen. CategoriesngApakah kamu sudah melalui masa pandemi Covid - 19 dengan caramu sendiri? Semua orang pasti sudah mengalami hal itu, sampai kita memasuki pertengahan tahun 2022 kondisi status pandemi dilonggarkan menuju endemi seperti yang kita alami sekarang ini. Bagaimana keadaanmu, apakah ada yang berubah dari dalam dirimu (tak perlu ditanyakan kembali bagaimana perubahan orang udan lingkungan di sekitar kita), karena di sini aku membicarakan perubahan yang terjadi dalam diriku, dan mungkin juga ada kesamaan dengan perubahan dalam dirimu. Sebelum pandemi Covid - 19 datang dalam fase kehidupanku, aku berpikir bahwa kehidupanku akan berjalan baik - baik saja seperti yang telah aku rencanakan tanpa ada ubahan berarti dari tahun - tahun sebelumnya, hingga pandemi itu datang menerjang semua apa yang kurencanakan untuk tahun 2020. Tahun berganti ke kalender 2021 Masehi, aku pikir tahun itu seharusnya adalah tahun kebangkitan dari pandemi, namun yang terjadi justru aku merasakan berada di titik nadir , di mana pandemi justru berada di jurang terdalamnya hingga aku nyaris putus asa apakah aku harus melepas sebagian besar atau bahkan semua apa yang kumiliki hingga hari itu, namun suara dan dukungan batin dari Ibuku dan rekan - rekan terdekatku - lah yang membuatku bertahan hingga akhir tahun terberat di masa pandemi ini. Menyongsong kalender tahun 2022, aku tidak mau terlalu banyak mengharapkan perubahan yang sangat baik dari dua tahun sebelumnya, tetapi ternyata rasa pesimisme itu tidak perlu aku simpan terlalu lama karena perlahan - lahan kondisi pandemi melaju menuju ke arah pemulihan dan fase endemi, hingga dalam perjalanan karier - ku di tahun ini, aku menemukan sebuah titik di mana aku mendapat kesempatan baru untuk mengembangkan karier - ku dan menemukan jalan karier yang baru, dengan konsekuensi aku harus berani keluar dari zona nyaman - ku. Dan seperti yang sudah kuperkirakan, ternyata tidak mudah untuk kulalui proses mengembangkan karier dan mengubah diriku menjadi lebih berani menghadapi tantangan, ujian, hinaan, sindiran, sampai pengkhianatan yang kulalui untuk mencapai cita - cita baru menggapai kehidupan yang lebih baik dan tinggi. Namun di sisi yang lain, aku sadar bahwa hidup bukan hanya tentang berusaha dan menerima apa yang kita mau untuk diri kita sendiri, tapi juga tentang memberi lebih banyak untuk orang - orang di sekitar kita, tanpa menghadap kita sudah menerima imbalan lebih dulu. Menggapai mimpi terus berjalan, tanpa lupa dan tanpa banyak menghitung apa yang kita berikan pada orang lain. Seperti inilah seharusnya aku menjalani hidupku. CategoriesDalam kehidupan yang telah kujalani hampir tiga puluh enam tahun lamanya, aku mungkin tidak bisa lagi menghitung seberapa banyak tujuan yang telah kucapai atau seberapa banyak pula tujuan yang belum dan tidak kulanjutkan untuk kuperoleh, tapi aku telah menemukan bahwa dalam melakukan langkah apapun, atau apapun yang manusia kerjakan, harus disertai dengan tujuan yang jelas. Apabila manusia melangkah tanpa tujuan, maka segala langkahnya tidak terlihat sebagai langkah manusia, tapi gerakan menuju kesana – kemari tanpa arah, human but not really humanist. Well, bahkan melangkah tanpa tujuan kini menjadi sesuatu yang “amat biasa” untuk kita saksikan : Orang – orang yang berkumpul di dalam satu organisasi besar, organisasi kecil, atau bahkan bergerak sendiri, mereka melakukan pekerjannya sesuai “pedoman” namun tidak memiliki tujuan untuk dimenangkan mereka sendiri. Kenyataannya mereka melakukan pekerjaannya hanya untuk mengisi perut, membeli barang atau kenikmatan semu yang hanya akan menyenangkan mereka untuk waktu sebentar, atau parahnya hanya sekedar untuk menunjukkan eksistensi mereka. Mereka mungkin memiliki modal yang amat besar untuk memperoleh keberhasilan besar yang memberikan manfaat untuk diri sendiri, orang terdekat mereka, atau organisasi tempat mereka bekerja, namun mereka tidak menyadari pentingnya goal setting dan bahkan enggan berusaha menyadari pentingnya membuat tujuan dalam pekerjaan – pekerjaan mereka. Adalah benar bahwa di usia remaja menjelang dewasa, apalagi bila kita sudah terlanjur menjadi dewasa, kita tidak bisa lagi se – idealis masa anak – anak dulu, karena kehidupan dewasa banyak dihadapkan pada realitas yang membentuk “batasan – batasan” agar kita berpikir sekian kali untuk memperoleh cita – cita masa anak – anak, tapi kita bisa mengambil pelajaran dari bagaimana anak – anak menetapkan cita – cita mereka : Cukup katakan apa yang mereka mau dan tidak usah berpikir bagaimana mencapai cita – citanya atau memikirkan tantangan apa yang akan mereka hadapi dalam proses mencapai cita – citanya, semudah slogan sebuah produk sepatu olahraga : Lakukan saja. Tidak kurang dan tidak lebih dari itu, cukup lakukan saja yang terbaik dari kemampuan kita untuk mencapai tujuan. Menciptakan batasan – batasan sendiri dan ketakutan akan kegagalan mencapai cita – cita adalah kelemahan manusia dewasa seperti kita, kita dikelilingi rasa takut dan hanya mau bermain dalam batas – batas aman yang kita ciptakan sendiri, “sekuritas” semu yang tidak selamanya berlaku untuk dijadikan pegangan dalam menggapai tujuan kita dalam pekerjaan apapun yang kita lakoni. Bagaimana, apakah kamu memiliki tujuan dalam pekerjaan yang sedang kamu lakukan saat ini, atau kamu bekerja hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan jasmani dan egomu semata? CategoriesSejak masa sekolah, aku suka memainkan video game, tapi tidak ada lebih menarik bagi aku selain memainkan game balap, entah roda empat maupun roda dua. Saking sukanya dengan genre game ini, walaupun di masa – masa kuliah aku sempat berhenti main game karena uang saku yang kumiliki saat itu lebih difokuskan untuk menikmati hobi apapun yang berbau Jepang dan literatur, namun Ketika setelah bekerja aku kembali memiliki waktu dan uang untuk kembali bermain game (masih dengan platform console, bukan mobile gaming seperti yang disukai anak dan remaja gamer zaman sekarang), aku sudah tidak lagi memainkan genre game selain balap mobil dan motor. Racing game bukan lagi menjadi sekedar hobi, namun juga juga menjadi “penyebab” mengapa aku bisa melanjutkan dan mengembangkan hobi otomotif yang menjadi motivasi pribadiku untuk bisa menjadi seperti sekarang. Aku menyukai beberapa merek mobil keluaran Jepang dan Amerika dengan tipe sporty yang bisa memuaskan naluri petrolhead, hingga bisa memiliki dua unit diantaranya (tanpa perlu kusebutkan merek dan tipenya), dan sampai hari ini masih memimpikan mobil petrolhead – oriented yang lain, dan (diam – diam) menyiapkan kemampuan untuk menambah hobi mengendarai motor sport (meskipun minatku yang satu ini kurang disukai Orangtuaku). Racing game juga yang menjaga hobiku mengikuti acara olahraga bidang motorsport seperti Formula 1, Rally, MotoGP, Superbike, dan Endurance Racing baik di TV analog, streaming TV, maupun Youtube Channel. Aku menjadi merasa berbeda dan unik, sementara laki – laki lain menyukai sepakbola dan selalu mengikuti perkembangan kompetisinya, aku justru menyukai motorsport dengan cara yang sama seperti mereka, hanya di dunia yang berbeda. Dan satu lagi, filosofi yang kuperoleh dari olahraga motorsport : Bahwa hidup itu tidak melulu tentang bagaimana menjadi yang tercepat dalam mencapau tujuan, tetapi proses yang dilalui untuk mencapai “garis finish” dalam jalan hidup kita sendiri sebagai manusia. Hampir semua orang ingin menjadi yang tercepat dalam mencapai tujuan mereka, baik dalam konteks olahraga, kompetisi, profesi, bahkan sekedar “tren,” tapi mayoritas orang lupa bahwa menjadi yang pertama “mencapai finish” bukanlah satu – satunya tujuan dalam hidup : Membawa kendaraan dan diri mereka sendiri melintasi garis finish adalah hal yang lebih utama untuk diselesaikan daripada mencapai finish yang pertama dari yang lain. Menjadi yang Pertama dalam kehidupan adalah sesuatu yang amat baik, tapi lebih baik lagi adalah menyelesaikan segala sesuatu yang telah kita mulai dan tidak berhenti di tengah – tengah kompetisi balap bernama “kehidupan” yang sedang kita jalani saat ini sebagai manusia. Karena hidup adalah suatu kompetisi balap yang harus kita selesaikan, kita sebagai manusia adalah driver untuk “kendaraan” kita sendiri. Be a driver. Jadilah pengemudi untuk kehidupan kita sendiri, bukan hidup kita yang dikemudikan oleh orang lain. CategoriesTahun baru, seperti membuka lembaran buku yang baru dimiliki setelah menyelesaikan membaca satu buku sebelumnya. Seperti hari yang terus berganti tanpa mau mengetahui apa saja yang sudah kita lakukan pada hari kemarin, tahu pun berganti tanpa mau mengetahui resolusi tahun keberapa yang sudah berhasil kita capai sebelumnya, dan masih memberikan waktu pada kita untuk mencapai resolusi - resolusi yang belum tercapai pada kesempatan yang baru, dimulai saat ini. Semoga di tahun yang baru, aku dapat mencapai resolusi - resolusi yang belum sempat atau baru akan kupatri untuk dimulai, begitupun resolusi - resolusi yang sedang dan atau akan kamu capai mulai hari ini. Semoga Tuhan memberkati doa dan usaha kita. Amin. CategoriesAda banyak diantara kita yang mengartikan bahwa karunia Tuhan adalah hal – hal yang bisa dimiliki dengan cara berupaya memperolehnya : Karir, pelesir ke tempat wisata menarik, mobil atau sepeda motor impian, pasangan yang rupawan dan setia, atau rumah tinggal yang nyaman. Lantas, adakah karunia Tuhan yang tidak kalah berarti dan sebenarnya banyak diidam – idamkan orang namun mereka tidak menyadari akan kebutuhan pada karunia itu? Keluarga. Tempat dimana manusia merasa mendapatkan kedekatan sosial yang intim, dialiri hubungan sedarah atau pasangan yang dilandasi komitmen seumur hidup. Tempat di mana ketika manusia sudah merasa menjadi satu dalam perkumpulan dengan orang – orang yang memiliki kesamaan, kenyamanan, dan rasa saling percaya satu sama lain, dan tidak terlalu membutuhkan hal – hal yang bersifat materi atau individualisme. Kalau saja ada diantara kita yang sudah merasa memiliki keluarga yang ideal, setidaknya ideal untuk diri dia sendiri, maka dia sungguh menjadi salah satu orang yang paling beruntung di bumi ini. Percayalah, bahwa nilai dari memiliki keluarga yang baik – baik dan bisa dipercaya itu tidak bisa digantikan dengan karunia Tuhan yang lain, bahkan bisa saja memiliki keluarga yang baik adalah sumber dari memperoleh karunia yang lain. Berbahagialah dan peliharalah hubunganmu dengan mereka, jika kamu merasa sudah berada dalam keluarga yang memperlakukanmu dengan baik dan kamu memberinya kebaikan yang serupa. CategoriesHari ini, aku telah melalui pencapaian dari sebagian apa-apa yang menjadi impianku, alasanku untuk berjuang dan berusaha di tempat aku bekerja. Kupikir awalnya kepuasan yang kuperoleh semata - mata dari apa yang kutuju, namun ternyata ada hal yang tidak kalah berarti dari tujuan itu sendiri. Ada berbagai konflik yang aku hadapi dan tidak bisa aku hindari dalam proses mencapai cita - cita itu : Perbedaan visi dan tujuan, adu argumen, idealisme, mengenali karakter asli orang - orang yang mempertanyakan alasan dan tujuanku mencapai cita - cita tersebut (atau mencoba menghalangi dan menghentikan langkahku dari proses pencapaian tujuan itu), hingga sempat memunculkan monster dari dalam diriku sendiri. Wujud perbedaan - perbedaan yang ada di antara diriku dan mereka, memang membuat hubunganku tak sama lagi dengan mereka, sekalipun mereka ada di dalam lingkaran keluargaku sendiri. Akan tetapi, konflik dalam pencapaian cita - cita itulah yang mempertemukanku dengan orang - orang baru dalam hidupku : Mereka yang tidak begitu kukenal, hanya sebatas relasi dalam pekerjaan atau kegemaran, namun justru memberikan bantuan membuka jalan hingga mempermudah prosesnya hingga tujuanku tercapai. Keadaan itu terasa menambah luasnya cakrawalaku dalam memandang "teman" atau "sahabat," mereka muncul pada saat aku berada dalam kesulitan dan konflik hingga nyaris terjatuh di ambang jurang keputusasaan, hingga hari ini aku bisa menikmati apa yang telah sekian lama aku idam - idamkan, sambil tetap menjalin dan menjaga hubungan baik dengan mereka yang telah membantu berproses mencapai tujuan. Meskipun bukan realita yang terlalu menyenangkan, kini aku memahami bahwa siapapun yang dekat dengan diriku, bahkan dalam lingkaran keluargaku sendiri, belum tentu merupakan temanku yang sesungguhnya. Sementara mereka yang bukan siapa - siapa, bisa menjadi temanku dalam berproses di rentang hidupku ini. Pada akhirnya, apa yang kujalani hanyalah suatu proses untuk mencapai cita - cita dengan upaya sendiri, memahami karakter asli dari orang - orang yang tidak menerima aku apa adanya, menciptakan dan memelihara kepercayaan dengan teman sebenarnya, mungkin itulah sebenar - benarnya jalan hidupku. CategoriesTak ada hujan dan tak ada angin, satu – per – satu seseorang yang kita kenal datang dan pergi dalam kehidupan kita. Beberapa mungkin pergi meninggalkan kita tanpa rasa apapun seperti angin semilir di bawah pohon rindang begitu saja, tapi sebagian orang yang lain pergi dengan memberikan “sesuatu” pada kita, entah sesuatu yang dapat kita simpan dalam isi laci meja kita atau sesuatu yang akan terus terekam dalam memori kita. Jika ada alasan seseorang pergi meninggalkan kita dengan satu atau beberapa kenangan yang terus tersimpan dalam memori kita, berarti ia berhasil memberikan jejak yang berarti untuk orang – orang yang hadir dalam kehidupannya, termasuk dirimu, tanpa memandang apakah “jejak” yang ia tinggalkan padamu memberikan rasa yang membahagiakan atau menyakitkan dirimu pada saat itu. Siapapun memang datang dan pergi dalam kehidupan kita, tidak ada yang menemani kita untuk seumur hidup kita, dan tidak juga selamanya memberikan kebahagiaan atau menyakitkan pada kita, namun setiap kehadiran mereka, tanpa kita sadari ataupun tidak, memberikan arti masing – masing untuk hidup kita. Oleh karena itu, selagi kita masih bersama mereka, orang – orang yang berada di dekat kita saat ini, hargailah eksistensi mereka meskipun mereka belum tentu memahami atau menghargai kita. Sebab, kita tidak akan pernah tahu kapan mereka pergi dari kita dan seberapa besar arti eksistensi mereka untuk kita sendiri. CategoriesManusia itu, hidup untuk memperoleh sesuatu yang lebih : Lebih baik, lebih banyak, lebih kuat, lebih cerdas, lebih kekal, dan kelebihan - kelebihan lainnya. Bukan sesuatu yang sepenuhnya benar dan sepenuhnya salah, karena dengan obsesi pada "kelebihan" lah manusia bisa mencapai taraf kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik, dan tentu menguji batas kekuatan mereka. Akan tetapi, bagaimana jika obsesi mereka untuk menjadi lebih, lebih dan terus memperoleh lebih berkembang menjadi ambisi yang memunculkan sifat serakah dalam diri manusia? Maka, akan ada manusia yang dipertemukan dengan kegagalan besar tdalam pencapaiannya yang sudah melebih batas itu, namun adapula manusia yang dipertemukan dengan perasaan "hampa," bahwa keberhasilannya yang berlebihan itu hanya sebuah kebanggaan semu. Niscaya jika manusia sudah berada pada kondisi seperti itu, manusia akan menyadari, bahwa kondisi berkecukupan dengan apa yang sudah mereka peroleh selama ini adalah kebahagiaan hakiki mereka. Ada waktunya kita berpacu, namun ada waktunya bagi kita untuk "berhenti, cukup sampai di sini." Categories |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |