|
Legowo, yang dalam Bahasa Jawa secara sederhana bisa diartikan sikap menerima keadaan apapun yang dirasakan saat ini, seharusnya menjadi sikap yang bisa ditunjukkan oleh mereka yang sedang bersaing atau berusaha untuk mendapatkan cita – cita yang mereka rengkuh. Manusia yang sejak awal diciptakan Tuhan dengan naluri bersaing dan berkompetisi dengan sesamanya, memang perlu berusaha sebaik, sekeras, secerdas, dan sekreatif mungkin, karena hukum Tuhan mengatakan bahwa kepantasan seorang manusia memperoleh apa yang diimpikannya diukur dari kerja dan usahanya. Semakin tinggi dan terjal sebuah gunung yang dijelajahi, maka semakin indah pemandangan yang bisa disaksikan dari tingginya gunung tersebut. Akan tetapi, ada satu hal yang amat disayangkan dari manusia, yaitu ketiadaan rasa ikhlas ketika mereka dihadapkan pada kegagalan menggapai impiannya. Alangkah baiknya bila manusia bersikap menerima kekalahan dengan ksatria dan mau bersabar untuk mencoba berusaha kembali di lain waktu, namun bilamana manusia menyikapi kegagalan dengan sikap menyangkal, menyalahkan pihak lain, terlebih memaksakan kemenangannya kepada Tuhan sekalipun, maka yang muncul adalah kegagalan kedua dan seterusnya bagi manusia itu sendiri. Ia bukan hanya gagal menikmati sesuatu yang seharusnya ia peroleh dari hasil usahanya, namun gagal memahami proses yang sudah ia jalani, gagal mengasihi orang – orang yang telah mendukung usahanya, bahkan mungkin ia gagal bahwa Tuhan – lah yang menentukan apa yang terbaik untuk dirinya. Memaksakan impian tercapai, tidak akan membuat manusia naik derajatnya, justru akan membuat manusia jatuh dalam kekecewaan yang semakin mahal dan menyakitkan, dan bila itu terus terjadi, siapa yang tahu bahwa Tuhan akan memberikan pelajaran termahal untuknya. Dan, apabila manusia membalikkan kekecewaan itu menjadi rasa ikhlas menerima kekalahannya, paling tidak ia sudah berhasil menguasai keadaan dirinya dan mencoba untuk bangkit berusaha lagi di lain waktu. Manusia perlu mengetahui dan memahami, bahwa ketika ia menempuh suatu usaha, ada peluang untuk berhasil dan sekaligus risiko untuk gagal dalam proses usahanya. Hasilnya memang hanya dua itu, tetapi bukankah ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda? Mungkin saja pada saat ia dihadapkan pada kegagalan, sesungguhnya Tuhan sudah mengamini doa dan usahanya, hanya Dia berkata bahwa belum saatnya kita menikmati impian itu pada hari ini. Akan tiba waktunya kita menikmati impian itu di masa depan, atau Tuhan akan menggantinya dengan impian yang lebih besar dan lebih berarti lagi. Ketika kamu berusaha dalam keyakinan yang ikhlas pada Tuhan dan siap untuk bersikap legowo jika gagal, maka tidak ada lagi yang akan menghalangi kerja kerasmu. Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |