|
Apa yang manusia cari untuk memenuhi rasa ingin tahu dan atau kebutuhannya untuk memenuhi kepentingan dirinya? Maka jawabannya adalah informasi, sesuatu yang muncul dari suatu kejadian dan kemudian disebarkan dari mulut ke mulut hingga sampai pada dirinya. Informasi itu bisa dalam format berita yang dimunculkan oleh media cetak, media elektronik, atau newsfeed di aplikasi mobile, dan tentunya seutas kalimat yang keluar dari mulut manusia yang terdekat dengan diri kita sendiri. Jika hanya dipikirkan sekilas, informasi seperti angin lalu yang setelah didengar menjadi hilang, namun sesungguhnya seutas informasi itu amat berharga, lebih berharga dibandingkan uang sekalipun. Seutas informasi yang beredar di peradaban masyarakat dapat mengubah jalannya sejarah peradaban manusia. Tidak sedikit sebuah informasi kecil dapat mengubah jalannya perang, kemenangan calon pemimpin negara, akibat yang muncul dari sebuah bencana alam, hasil pertandingan olahraga, atau bahkan kelulusan pelajar. Dengan demikian, informasi bukan lagi hanya sekedar keinginan, ia sudah menjadi kebutuhan bagi banyak manusia. Adalah mustahil manusia bertahan hidup tanpa informasi, karena segala sesuatu yang ia inginkan dan ia butuhkan tersedia berdasarkan informasi yang sampai pada dirinya. Masalahnya, informasi yang beredar dalam semesta kehidupan manusia tidaklah selalu menjadi berarti bagi manusia. Terkadang informasi justru menjadi senjata makan tuan untuk manusia itu sendiri, yaitu informasi yang dipalsukan seakan – akan menjadi suatu kebenaran, atau dengan kata lain, sebuah kebohongan. Informasi bohong ada tanpa mengenal zaman, pada era pra – revolusi industri hingga di era teknologi informasi seperti saat ini pun, informasi bohong itu eksis, disebarkan, dan dipertahankan keberadaannya dalam kepercayaan banyak manusia demi suatu tujuan besar yang disimpan dengan rapat oleh pihak – pihak yang memiliki kepentingan untuk menentukan jalannya sejarah seperti yang mereka inginkan. Memang sejarah manusia juga yang membuktikan, bahwa sebagian manusia yang berpikiran kritis kemudiaan menelaah dan menemukan kebohongan untuk kemudian meluruskan sejarah yang benar, namun pada akhirnya akan muncul kebohongan – kebohongan lain dengan pola penyebaran yang berbeda sesuai dengan perkembangan teknologi. Informasi yang bohong bisa mengubah seseorang yang memperjuangkan kebenaran menjadi penjahat, dan membuat seseorang yang melakukan kejahatan seolah – olah menjadi pahlawan. Betapapun informasi bisa disalahgunakan untuk membuat kebanaran palsu oleh manusia sendiri, informasi bukanlah sesuatu yang keji atau merugikan. Seperti halnya teknologi, informasi hanyalah sesuatu hal yang digunakan oleh manusia untuk kepentingan manusia itu sendiri. Dan, di era keterbukaan informasi yang kian futuristik, tanpa sekat, dan vulgar ini, informasi apapun semakin mudah untuk dideviasikan menjadi sebuah kebohongan yang dianut sebagai kebenaran oleh banyak manusia. Ketika informasi itu kian murah dan mudah di dapat, masihkah kebenaran menjadi sesuatu yang diperoleh dengan mudah dan murah pula? Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |