|
Ilmu pengetahuan adalah bagian tak terpisahkan dari peradaban manusia, karena manusia bisa mencapai peradaban pada level yang lebih tinggi dengan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan, mustahil adanya kemunculan teknologi, inovasi, dan sistem sosial dalam peradaban manusia. Oleh karena itu, sejatinya ilmu pengetahuan ada untuk mendampingi manusia yang tidak pernah mengenal rasa kenyang akan kemajuan. Jika kemajuan yang tidak terbatas adalah tujuan hidup manusia, maka ilmu pengetahuan menjadi kendaraan bagi manusia. Betapapun ada sejumlah manusia yang menentang ilmu pengetahuan dengan menggunakan konsep atau ideologi yang mengatasnamakan kembali pada bumi (alam). Rasa lapar manusia akan ilmu pengetahuan itu seiring sejalan dengan naluri manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Sekali ia memperoleh suatu cita – cita, ia akan berpikir dan berusaha untuk memperoleh cita – cita lain yang lebih besar. Manusia itu tidak akan pernah puas dengan apa yang Bumi berikan, dan ia akan memandangkan matanya kepada Bulan, dan ketika Bulan pun berhasil direngkuh, Mars menjadi impian baru manusia. mungkin suatu ketika manusia berhasil menjadikan Mars sebagai Bumi kedua, manusia akan menjelejahi sampai ke luar galaksi. Sekalipun perang dan bencana alam bisa menghentikan manusia untuk melangkah ke peradaban yang lebih tinggi, namun itu hanyalah sementara. Kepuasan manusia itu adalah hal yang fana, tidak pernah eksis. Dunia tanpa perang, teknologi, ilmu pengetahuan, dan kemajuan peradaban adalah dunia tanpa manusia, sehingga kemajuan peradaban manusia adalah hal yang mutlak adanya. Permasalahannya adalah, ketika ilmu pengetahuan itu digunakan tidak sebagaimana mestinya. Ilmu pengetahuan pada hakikatnya digunakan manusia untuk membawa manusia ke peradaban yang lebih humanis, sejahtera, dan damai. Akan tetapi, semua itu dalam realitasnya hanyalah ilusi. Manusia justru menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menguasai teknologi, inovasi, dan sistem sosial yang selanjutnya digunakannya sendiri untuk menindas manusia lain, atau dalam taraf yang lebih kritis, menghancurkan bumi dengan segenap alam semesta di dalamnya. Ternyata, kemajuan ilmu pengetahuan tidaklah berbanding lurus dengan kemajuan manusia itu sendiri. Sampai kapanpun, manusia tetaplah manusia. Mereka adalah makhluk yang memiliki naluri hitam dalam dasar hatinya yang paling dalam, yaitu naluri untuk menguasai alam dan manusia lain dengan kekuatan yang dimilikinya. Pernyataan maaf dan permohonan ampun kepada Tuhan hanya membuat manusia merasa takut untuk sesaat terhadap apa yang sudah dilakukannya, namun selanjutnya manusia akan mengulang kembali dosa yang sama dengan menggunakan kekuatan yang berasal dari ilmu pengetahuannya. Sejarah peradaban manusia yang penuh dengan pengorbanan keringat, air mata, dan bahkan darah membuktikan bahwa betapapun banyaknya tragedi yang menimpa manusia, manusia tidak akan pernah berhenti menggunakan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemajuan yang ironisnya berlawanan dengan konsep kemanusiaan itu sendiri. Semakin maju peradaban suatu masyarakat, maka manusia – manusia yang ada di dalam lingkaran peradaban masyarakat itu sendiri semakin jauh dari rasa afeksi, simpati, empati, dan lain – lainnya yang menjadikan manusia itu sebagai human being. Tidak akan pernah ada jawaban dari pertanyaan “sampai kapan manusia sadar akan kesalahannya menggunakan ilmu pengetahuan?” selain tidak akan pernah terjadi. Manusia akan tetap menjadi manusia, yang menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menguasai alam dan manusia lain, sampai Tuhan memutuskan kapan manusia harus diakhiri eksistensinya di bumi yang sangat kecil ini. Maka, dengan tangan Tuhan, yang bisa menghentikan manusia dari penyalahgunaan ilmu pengetahuan, adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. Categories
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |