|
Kepada Tuhan yang kupercaya,
Tuhan Yang Maha Kuasa, yang meninggikan langit tanpa tiang, yang menciptakan kehidupan kepada seluruh makhluk di muka bumi ini, yang memiliki kekuatan yang tidak ada pembandingnya, yang disembah manusia tanpa mengharap pembelaan dari ciptaan – Nya sendiri, yang dapat menyaksikan perbuatan manusia dimanapun mereka berada, yang tidak membutuhkan siapapun untuk mengatur alam semesta dan seisinya. Ketika aku dihadapkan pada realitas bahwa kini manusia menjadikan – Mu hanya sesembahan karena mengharap surga – Mu dan menghindari neraka – Mu semata, saling membenci dan kemudian saling membunuh dengan mengatasnamakan Engkau, menjadikanmu sebagai merk material dagangan manusia, menggunakan nama – Mu untuk memperoleh kekuasaan di atas manusia lain, mengatasnamakan Engkau untuk melakukan diskriminasi dan penyiksaan terhadap manusia yang tidak meyakini – Mu atau meyakini – Mu dengan sudut pandang kepercayaan yang berbeda, aku masih mencoba untuk meyakini – Mu dengan segala kebaikan dan kekuatan – Mu. Meski ada satu waktu dimana aku pernah menyangsikan – Mu, dan mempertanyakan jalan kehidupan yang Engkau ciptakan untuk aku alami dalam rentang hidupku, aku masih percaya bahwa apa yang Engkau takdirkan kepada manusia melalui rentang kehidupan yang mereka dan aku lalui selama ini, tentu ada tujuan – Nya. Meski kini, dan mungkin suatu saat nanti, aku mengubah sudut pandang dan tata cara menyembah – Mu, aku tetap meyakini eksistensi – Mu sebagaimana aku yang dulu. Penyangkalan atas eksistensi – Mu dengan mengagungkan materialisme dan sains bukanlah jawaban atas kekecewaanku, karena aku percaya apapun yang datang kepada manusia dan mereka nikmati, selurhnya berkat atas daya dan izin – Mu. Kepada Tuhan yang kupercaya, yang memberiku usia, berkah, dan pelajaran, aku tetap setia dan yakin pada – Mu.
0 Comments
Leave a Reply. |
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |