MAIN YANG JAUH, JANGAN LUPA PULANG (BAG. I)

​Sepuluh tahun yang lalu, sejak aku memulai karier-ku sebagai bidak catur korporasi, aku berpikir bahwa sejauh appaun aku ditugaskan aku hanya akan mendapat penugasan di Jawa.
 
Hingga sembilan tahun kemudian, aku menyadari bahwa ternyata dugaanku itu salah. Aku mendapat penugasan yang jauh, lebi jauh daripada aku yang bayangkan dalam rentang waktu sembilan tahun, sebelum aku mendapat penugasan di ujung Timur Indonesia negeri tempat aku lahir dan besar.
 
Tuhan tidak sedang bercanda padaku, jelas tidak. Sekarang, penugasan di ujung Timur Indonesia itu telah aku alami lebih dari satu bulan lamanya, sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan apalagi aku persiapkan sebelumnya. Aku sempat bertanya – tanya pada Tuhan dan diriku sendiri, apakah aku mampu menjalankan tugas di tanah milik orang lain yang jaraknya ribuan mil dari Tanah Jawa, yang belum lama kuikrarkan sebagai halaman rumah baruku. Tapi aku tidak punya pilihan menolak. Tidak. Karena aku yakin ini adalah bagian dari perjalanan hidupku yang harus kutempuh untuk mencapai tahap kehidupan, karier, dan mungkin juga status yang baru. Aku harus menerimanya, apapun yang aku alami di Tanah Papua disini pasti suatu hari akan membuatku lebih mensyukuri betapa berharganya keberadaan rumahku di Tanah Jawa dan pernah menjadi bagian dari Ibu Kota yang memberikanku banyak ujian dan cobaan hingga aku berdiri pada posisiku sekarang.
 
Ini adalah bagian dari perjalananku, petualanganku, pelesirku, yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidup.
 
Bersambung.

Categories

All
Life And Social