|
Manusia hidup dengan fantasi dan mimpi untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, dan prinsip itu dibuktikan dengan semakin majunya peradaban manusia hingga mencapai usia abad ke – dua puluh satu di Era Masehi. Tak peduli meski kemajuan itu diperoleh dengan cara menggerus keseimbangan ekosistem alam di muka bumi, umat manusia menunjukkan niat untuk tidak berhenti meningkatkan taraf peradabannya ke level yang lebih tinggi. Kemudian, datanglah hal yang tidak diperkirakan oleh umat manusia sepenuhnya (walaupun sudah terulang kali dalam sejarah peradaban manusia), yaitu wabah penyakit jenis baru yang menghentikan aktivitas normal banyak manusia dalam waktu sekejab. Roda ekonomi dan industri menghadapi batu besar yang memaksanya untuk berhenti sesaat, pola kehidupan manusia dibuat untuk berubah dengan apa yang mereka sebut kondisi normal baru, ide – ide liar ataupun ilmiah untuk melakukan revolusi peradaban manusia banyak digaungkan oleh ilmuwan ataupun pemerhati ilmu pengetahuan yang peduli dengan datangnya wabah penyakit ini, dan tidak sedikit dari manusia yang mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dari wabah penyakit ini melalui teori – teori konspirasi, bahwa sesungguhnya ada seseorang atau sebuah organisasi tidak diketahui yang mendesain kejadian ini untuk suatu tujuan tertentu. Peradaban manusia memang berjalan penuh dengan masalah sepanjang sejarah peradaban manusia itu sendiri. Ada perang, musibah, wabah penyakit, atau fenomena alam datang silih berganti menguji kekuatan dan ketegaran umat manusia. Memang semua itu, termasuk wabah penyakit ini tidak hanya datang membawa keburukan bagi umat manusia, namun mendatangkan peluang dan penemuan baru yang mungkin saja akan membawa manusia kembali merengkuh level peradaban yang lebih tinggi. Meskipun begitu, sejatinya manusia harus memahami bahwa wabah penyakit ini juga menyadarkan mereka, bahwa wabah penyakit ini datang disebabkan oleh keserakahan mereka sendiri. Obsesi manusia akan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diikuti oleh bertambahnya jumlah populasi manusia, meningkatnya kebutuhan konsumsi manusia dari yang esensial hingga yang hanya memuja kemewahan hidup semata, dan semakin tampaknya kerusakan ekosistem alam di bumi sebagai akibat dari ulah manusia itu sendiri, itu semua tanpa manusia sadari turut berperan andil dalam munculnya wabah penyakit ini. Semoga kita, umat manusia tidak perlu terlalu lama terkurung dalam masa – masa karantina diri yang diharuskan kepada kita saat ini untuk menghindari risiko meluasnya wabah ini. Ketika wabah penyakit ini akan berlalu sekalipun, tidak akan mengubah karakter serakah yang dimiliki umat manusia, namun paling tidak kembali menyadarkan umat manusia bahwa bumi dan seisinya bukan hanya untuk memenuhi hawa nafsu mereka sendiri. Kembali dari kerterpurukan akibat wabah penyakit ini dengan kerendahan hati, dan kesadaran diri, bahwa manusia memiliki tanggung jawab atas tanah dan air yang mereka pijak, karena ketika manusia sudah tidak memiliki tempat untuk berpijak dan mampu menghembuskan nafasnya kembali, apalah artinya kemajuan teknologi yang telah mereka capai hingga saat ini. Categories
0 Comments
|
Aditya RenaldiKolom tempat saya bercerita, mendongeng, berbagi. Tempat kita saling mengenal dan berkomunikasi. Archives
January 2025
Categories |